bangsakuh jga jiwakuh

bangsakuh jga jiwakuh

Mengenai Saya

Foto saya
me sebtlna tuh baek,,, tanyao ank yang kenL mE tAh.. cman kdng trLihat gmaaannaa gto.. tapi bNer kug baek, n stia ma pRenD..

lalalalallla...

lalalalallla...

Kamis, 25 Desember 2008

Sejarah Paskibra





HOT NEWS !!!Baru-baru ini di Parade 17 Vol.3 yang diselenggarakan pada tanggal 30 Okt - 3 Nov 2008 di SMAN 17 Makassar, Pass_Q_Bra 03 terpilih kembali sebagai "Juara Umum" yang sebelumnya pernah menyandang predikat Sang Jawara pada Parade 17 Vol.2 SMAN 17 Makassar

Sejarah Pembentukan Paskibraka
A. BENDERA PUSAKAProklamasi kemerdekaan RI dikumandangkan pada hari Jumat 17 Agustus 1945 jam 10 pagi di Jl. Kebangsaan Timur no. 56 Jakarta. Bendera kebangsaan RI dikibarka oleh dua muda-mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat. Bendera kebangsaan ini dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno.Pada saat istana presiden gedung agung Yogyakarta dikepung oleh Belanda, Bapak Husein Mutahar dipanggil oleh Soekarno untuk menyelamatkan bendera pusaka. Husein Mutahar menyelamatkan bendera pusaka dengan cara memisahkan antara bagian yang merah dengan yang putih perisatiwa tersebut terdapat dalam buku Bung Karno yang berjudul “ PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT “ karya Cindy Adam. Setelah bendera merah putih berhasil diselamatkan atas bantuan Ibu Pera Dinata yang menjahit kembali kain merah putih.
B. PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH DI GEDUNG AGUNG YOGYAKARTAMenjelang hari kemerdekaan RI yang ke-2 Bapak Husein Mutahar dipanggil kembali oleh Soekarno untuk memimpin pengibaran bendera. Pada saat itu Husein Mutahar mempunyai pemikiran bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan maka pengibara sebaiknya dilakukan oleh seluruh pemuda di Indonesia. Lalu Husein Mutahar menunjuk lima orang pemuda ( 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan ), salah satu pengibar bendera adalah bernama Titik Dewi. Pengibaran bendera pertama kali dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1950.C. PERCOBAAN PEMBENTUKAN PENGGERAK BENDERA PUSAKA TAHUN 1967Tahun 1967 Husein Mutahar mengembangkan ide tentang cara pengibaran bendera, beliau mengembangkan formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu pasukan 17 sebagai pengiring, pasukan 8 sebagai pembawa atau inti, dan pasukan 45 sebagai pengawal.

Tentang Paskibra


TENTANG PASKIBRA

Beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI pertama. Presiden Soekamo memberi tugas kepada ajudannya,Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatanDetik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, dihalaman Istana Presiden Gedung Agung YogyakartaPada saat itu, sebuah gagasan berkelebat di benak Mutahar. Alangkah baiknya bila persatuan dan kesatuan bangsa dapat dilestarikan kepada generasi muda yang kelak akan menggantikan para pemimpin saat itu. Pengibaran bendera pusaka bisa menjadi simbol kesinambungan nilai-nilai perjuangan. Karena itu, para pemudalah yang harus mengibarkan bendera pusaka. Dari sanalah kemudian dibentuk kelompokkelompok pengibar bendera pusaka, mulai dari lima orang pemuda - pemudi pada tahun 1946 —yang menggambarkan Pancasila.Namun, Mutahar mengimpikan bila kelak para pengibar bendera pusaka itu adalah pemuda-pemuda utusan dari seluruh daerah di Indonesia. Sekembalinya ibukota Republik Indonesia ke Jakarta, mulai tahun 1950 pengibaran bendera pusaka dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta. Regu-regu pengibar dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan Rl sampai tahun 1966. Para pengibar bendera itu memang para pemuda, tapi belum mewakili apa yang ada dalam pikiran Mutahar. Tahun 1967, Husain Mutahar kembali dipanggil Presiden Soeharto untuk dimintai pendapat dan menangani masalah pengibaran bendera pusaka. Ajakan itu, bagi Mutahar seperti "mendapat durian runtuh" karena berarti ia bisa melanjutkan gagasannya membentuk pasukan yang terdiri dari para pemuda dari seluruh Indonesia. tersirat dalam benak Husain Mutahar akhirnya menjadi kenyataan. Setelah tahun sebelumnya diadakan ujicoba, maka pada tahun 1968 didatangkanlah pada pemuda utusan daerah dari seluruh Indonesia untuk mengibarkan bendera pusaka. Sayang, belum seluruhnya provinsi bisa mengirimkan utusannya, sehingga pasukan pengibar bendera pusaka tahun itu masih harus ditambah dengan eks anggota pasukan tahun 1967.Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh para pemuda utusan daerah dengan sebutan “Pasukan Penggerek Bendera Pusaka”. Nama, pada kurun waktu itu memang belum menjadi perhatian utama, karena yang terpenting tujuan mengibarkan bendera pusaka oleh para pemuda utusan daerah sudah menjadi kenyataan. Dalam mempersiapkan Pasukan Penggerek Bendera Pusaka, Husein Mutahar sebagai Dirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka) tentu tak dapat bekerja sendiri. Sejak akhir 1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs Idik Sulaeman yang dipindahtugaskan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dari Departemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagai Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan. Idik yang terkenal memiliki karakter kerja sangat rapi dan teliti, lalu mempersiapkan konsep pelatihan dengan sempurna, baik dalam bidang fisik, mental, maupun spiritual. Latihan yang merupakan derivasi dari konsep Kepanduan itu diberi nama ”Latihan Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”. Setelah melengkapi silabus latihan dengan berbagai atribut dan pakaian seragam, pada tahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu gagasan baru kepada Mutahar. ”Bagaimana kalau pasukan pengibar bendera pusaka kita beri nama baru,” katanya. Mutahar yang tak lain mantan pembina penegak Idik di Gerakan Pramuka menganggukkan kepala. Maka, kemudian meluncurlah sebuah nama antik berbentuk akronim yang agak sukar diucapkan bagi orang yang pertama kali menyebutnya. Akronim itu adalah PASKIBRAKA, yang merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. ”Pas” berasal dari kata pasukan, ”kib” dari kata kibar, ”ra” dari kata bendera dan ”ka” dari kata pusaka. Idik yang sarjana senirupa lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itupun juga segera memainkan kelentikan tangannya dalam membuat sketsa. Hasilnya, adalah berbagai atribut yang digunakan Paskibraka, mulai dari Lambang Anggota, Lambang Korps, Kendit Kecakapan sampai Tanda Pengukuhan (Lencana Merah-Putih Garuda/MPG). Nama Paskibraka dan atribut baru itulah yang dipakai sejak tahun 1973 sampai sekarang. Sulitnya penyebutan akronim Paskibraka memang sempat mengakibatkan kesalahan ucap pada sejumlah reporter televisi saat melaporkan siaran langsung pengibaran bendera pusaka setiap tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka. Bahkan, tak jarang wartawan media cetak masih ada yang salah menuliskannya dalam berita, misalnya dengan ”Paskibrata”. Tapi, bagi para anggota Paskibraka, Purna (mantan) Paskibraka maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya, kata Paskibraka telah menjadi sesuatu yang sakral dan penuh kebanggaan.Memang pernah, suatu kali nama Paskibraka akan diganti, bahkan pasukannya pun akan dilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketika Presiden Republik Indonesia dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kata ”pusaka” yang ada dalam akronim Paskibraka dianggap Gus Dur mengandung makna ”klenik”. Untunglah, dengan perjuangan keras orang orang yang berperan besar dalam sejarah Paskibraka, akhirnya niat Gus Dur untuk melikuidasi Paskibraka dapat dicegah. Apalagi, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia, pada pasal 4 jelas-jelas menyebutkan: (1) BENDERA PUSAKA adalah Bendera Kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. (2) BENDERA PUSAKA hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus. (3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal 22 tidak berlaku bagi BENDERA PUSAKA. (Pasal 22: Apabila Bendera Kebangsaan dalam keadaan sedemikian rupa, hingga tak layak untuk dikibarkan lagi, maka bendera itu harus dihancurkan dengan mengingat kedudukannya, atau dibakar). Itu berati, bila Presiden ngotot mengubah nama Paskibraka, berarti dia melanggar PP No. 40 Tahun 1958. Presiden akhirnya tidak jadi membubarkan Paskibraka, tapi meminta namanya diganti menjadi ”Pasukan Pengibar Bendera Merah-Putih” saja. Hal ini di-iyakan saja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaan media massa, nama pasukan tak pernah diganti. Paskibraka yang telah menjalani kurun sejarah 32 tahun tetap seperti apa adanya, sampai akhirnya Gus Dur sendiri yang dilengserkan.

Paskibra Cermin Kedisiplinan

Kedisiplinan dalam PASKIBRA merupakan virus yang bermanfaat.............


Pengukuhan Paskibraka 2008 PDF Print
15-08-2008
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (15/8) sore, mengukuhkan 66 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tahun 2008 dalam prosesi upacara di Istana Negara. Secara simbolis Presiden menyematkan pin dan memasangkan kendit sebagai tanda dikukuhkannya Paskibraka 2008. Pin dan kendit disematkan kepada Anne Karina Sekar, pelajar SMAN 1 Cilegon yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin upacara.

Presiden SBY mengucapkan selamat kepada seluruh anggota Paskibraka tahun 2008. “Kalian adalah putra-putri yang telah mendapatkan kepercayaan dan kehormatan untuk mengemban tugas yang membanggakan ini. Kalian adalah putra-putri yang telah terpilih dan telah mengikuti proses seleksi pelatihan dan persiapan yang baik. Saya berharap kalian semua dapat melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Presiden SBY.

“Upacara ini secara simbolis dan secara hakiki meletakkan sang saka merah putih pada letaknya yang terhormat. Oleh karena itu tentu kalian akan merasa bangga karena ini adalah salah satu bagian bersejarah dalam kehidupan kaliann mendapatkan tugas mulia. Perjalanan kalian kedepan, upaya kalian untuk mengembangkan diri haruslah dalam hati dan tekad kalian untuk menjadi bangsa yang maju, unggu, berdaya saing tinggi dan berhasil memajukan kesejahteraannya,” lanjut SBY.

Presiden SBY berharap, seluruh anggota Paskibraka 2008 dapat terus belajar untuk menjadi manusia Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. ”Teruslah kalian beribadah serta mengembangkan sikap dan perilaku yang religius agar kalian memiliki budi pekerti yang unggul. Teruslah kalian berlatih berolahraga dan mempertahankan kesehatan serta kekuatan jasmani sehingga akan menjadi putra putri bangsa yang sehat dan kuat jasmani dan rohani,” pesan SBY.

“Kepercayaan dan kehormatan yang kalian terima untuk mengemban tugas sebagai Paskibraka tahun 2008 ini hendaknya menjadi modal yang dapat kalian pergunakan sebaik-baiknya untuk menambah motivasi, menambah tekad dan semangat kalian mengembangkan diri,” tambahnya.

Para anggota Paskibaraka 2008 ini sejak 23 Juli 2008 masuk asrama untuk mendapatkan pelatihan nasional. Masing-masing provinsi di seluruh Indonesia mengirimkan dua orang perwakilan siswa SMA terpilih untuk mengemban tugas pada tanggal 17 Agustus 2008. Hadir dalam upacara Pengukuhan Paskibraka ini antara lain, Mensesneg Hatta Rajasa, Seskab Sudi Silalahi dan Menpora Adyksa Dault. (osa)

Rabu, 24 Desember 2008